13 Gejala Awal Diabetes | Kenali Sebelum Terlambat

Diabetes kini bukan lagi “penyakit orang tua” seperti anggapan masyarakat selama ini. Tren yang mengkhawatirkan menunjukkan semakin banyak kaum muda, bahkan remaja, yang terdiagnosis diabetes. Data dari International Diabetes Federation (IDF) mencatat adanya peningkatan signifikan kasus diabetes pada kelompok usia 20-45 tahun dalam satu dekade terakhir. Pergeseran drastis ini utamanya dipicu oleh gaya hidup tidak sehat, pola makan yang buruk, dan kurangnya aktivitas fisik di era digital. Lebih mengkhawatirkan lagi, banyak gejala awal diabetes yang sering diabaikan karena dianggap sebagai masalah kesehatan biasa atau kelelahan semata. Padahal, mengenali gejala-gejala awal ini sangat krusial untuk mencegah komplikasi serius yang dapat mengancam jiwa di kemudian hari.

Pengertian Diabetes?

Diabetes melitus atau yang sering dikenal dengan diabetes adalah kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan hormon insulin secara memadai atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Insulin merupakan hormon penting yang diproduksi oleh pankreas, berperan dalam mengatur kadar gula (glukosa) dalam darah dengan membantu glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh untuk diubah menjadi energi.

Ketika seseorang mengalami diabetes, terjadi gangguan dalam proses metabolisme glukosa ini, menyebabkan kadar gula darah menjadi terlalu tinggi (hiperglikemia). Kondisi ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan kerusakan serius pada berbagai sistem tubuh, terutama pembuluh darah dan saraf.

Berdasarkan penyebabnya, diabetes dapat dibagi menjadi beberapa tipe utama:

  • Diabetes Tipe 1: Terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas
  • Diabetes Tipe 2: Terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau pankreas tidak menghasilkan cukup insulin
  • Diabetes Gestasional: Terjadi selama kehamilan dan biasanya membaik setelah melahirkan
  • Diabetes tipe khusus lainnya: Disebabkan oleh berbagai kondisi seperti kelainan genetik, penyakit pankreas, atau penggunaan obat-obatan tertentu

13 Gejala Awal Diabetes yang Sering Diabaikan

Intensitas Buang Air Kecil Cukup Sering

Peningkatan frekuensi buang air kecil (poliuria) terjadi karena kadar gula darah yang tinggi memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring dan menyerap kelebihan glukosa. Ketika ginjal tidak dapat mengimbangi, glukosa dikeluarkan bersama urin, menarik lebih banyak air dan menyebabkan produksi urin berlebih. Kondisi ini sering menyebabkan seseorang harus bangun di malam hari untuk buang air kecil.

Cepat Merasa Lapar

Rasa lapar berlebihan (polifagia) muncul karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan glukosa yang cukup sebagai sumber energi, meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Hal ini terjadi karena insulin yang tidak mencukupi atau tidak berfungsi dengan baik, sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibatnya, tubuh mengirimkan sinyal lapar terus-menerus untuk mendapatkan lebih banyak energi.

Sering Merasa Haus

Rasa haus yang berlebihan (polidipsia) merupakan respons tubuh terhadap dehidrasi akibat seringnya buang air kecil. Tubuh berusaha mengkompensasi kehilangan cairan dengan meningkatkan rasa haus. Kondisi ini membentuk siklus dimana semakin banyak minum, semakin sering pula buang air kecil.

Berat Badan Menurun

cepat tanpa ada penyebab yang jelas Penurunan berat badan terjadi karena tubuh mulai memecah otot dan lemak untuk mendapatkan energi, sebagai akibat dari ketidakmampuan menggunakan glukosa dalam darah. Penurunan ini bisa terjadi meskipun asupan makanan meningkat.

Kesemutan

Tingginya kadar gula darah dapat merusak saraf (neuropati diabetik), menyebabkan sensasi kesemutan, mati rasa, atau nyeri terutama pada tangan dan kaki. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan pada pembuluh darah kecil yang mensuplai saraf.

Gatal di Daerah Kemaluan

Pada wanita Kadar gula yang tinggi menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan jamur, terutama di area kemaluan. Kondisi ini menyebabkan rasa gatal yang intens dan ketidaknyamanan.

Keputihan

Pada wanita Tingginya kadar gula darah meningkatkan risiko infeksi jamur vagina, yang manifestasinya berupa keputihan. Keputihan pada diabetes biasanya lebih sulit diobati dibanding keputihan biasa.

Luka yang Sulit

sembuh Sirkulasi darah yang buruk dan tingginya kadar gula darah mengganggu proses penyembuhan luka normal. Luka kecil bisa membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dan berisiko terinfeksi.

Impotensi

pada pria Diabetes dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang penting untuk fungsi ereksi, menyebabkan disfungsi ereksi atau impotensi pada pria.

Bisul yang Hilang Timbul

Sistem kekebalan tubuh yang melemah dan tingginya kadar gula darah membuat penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi kulit, termasuk munculnya bisul yang berulang.

Penglihatan yang Kabur

Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan perubahan sementara pada lensa mata, mengakibatkan penglihatan kabur. Jika tidak ditangani, dapat berkembang menjadi retinopati diabetik.

Cepat Lelah

Kelelahan terjadi karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan energi yang cukup dari glukosa, meskipun kadarnya tinggi dalam darah. Hal ini menyebabkan penurunan energi dan stamina.

Mudah Mengantuk

Rasa mengantuk berlebihan bisa terjadi karena fluktuasi kadar gula darah dan kelelahan kronis yang dialami penderita diabetes. Kondisi ini juga bisa diperparah oleh gangguan tidur akibat sering buang air kecil di malam hari.

Baca juga: Stevia untuk Diabetes! Aman atau Justru Membahayakan?

Mengenali gejala-gejala diabetes sejak dini merupakan langkah penting dalam mencegah komplikasi serius di kemudian hari. Namun, pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Mengadopsi gaya hidup sehat dengan mengatur pola makan, rutin berolahraga, dan mengelola stres adalah kunci utama untuk menghindari diabetes. Salah satu langkah mudah yang bisa Anda mulai adalah dengan mengurangi konsumsi gula berlebih dalam makanan dan minuman sehari-hari.

Steva hadir sebagai solusi cerdas bagi Anda yang ingin tetap menikmati cita rasa manis namun tetap menjaga kesehatan. Sebagai pemanis alami berbahan dasar stevia, Steva tidak hanya memberikan rasa manis yang lembut tetapi juga aman dikonsumsi karena bebas kalori dan memiliki indeks glikemik rendah. Mulailah dengan langkah kecil seperti mengganti gula dalam kopi atau teh Anda dengan Steva. Rasakan manisnya hidup sehat dengan Steva, karena mencegah diabetes dimulai dari keputusan bijak dalam memilih pemanis harian Anda. Jangan tunggu sampai gejala diabetes muncul – mulai hidup sehat sekarang juga dengan Steva!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top